Rabu, 03 September 2008

Review Mulih Ka Desa

Petikan kecapi, tiupan suling sunda dan semilir angin pegunungan adalah 3 hal yang mengiringi kunjungan tamu di Mulih Ka Desa. Mulih Ka Desa adalah sebuah resort beserta rumah makan yang berlokasi di daerah Samarang, Garut searah dengan Kampung Sampireun. malahan, Mulih Ka Desa itu dimiliki oleh group yang sama dengan sampireun.

Tempatnya terdiri dari dereta saung-saung di atas kolam ikan dan sawah yang sengaja dibuat. Selain itu, Mulih Ka DEsa juga memiliki resort yang bisa disewa. Ketika kakak saya bertanya, harga sewa per bungallow sekitar 500rb semalam dan bisa diinapi oleh berapa orang pun meskipun jatah sarapan pagi hanya untuk 2 orang. Di bagian belakang rumah makan, ada deretan meja dan kursi bagi pengunjung yang tidak ingin makan di saung, serta taman. Taman tersebut dapat digunakan oleh anak-anak karena ada perosotan, engrang dan beberapa permainan tradisional sunda lainnya. Yang cukup unik, ada juga 2 ekor kerbau diikat di dekat saung dan bisa dinaiki oleh pengunjung.




Yang lucu, Mulih Ka Desa menggunakan perangkat makan dan minum berupa piring dan gelas kaleng yang sengaja ditetrek (wah saya tidak tahu terjemahan bahasa indonesianya apa). Kurang lebih artinya sengaja diketuk-ketuk biar agak bocel sedikit. Buat saya kok agak lucu aja, harus bayar untuk makan dengan piring kaleng. Di dalam saung pun ada kotak tisu terbuat dari anyaman yang agak kotor. Ibu saya bilang, seandainya tidak ingat bahwa suasana pedesaan yang ditawarkan, mungkin dia akan lebih ngedumel. Tapi kalau dilihat dari suasana, Mulih Ka Desa mencapai tujuannya karena saya dan keluarga betul-betul terkantuk-kantuk menikmati semilir angin dan alunan musik.



Sambil menunggu pesanan makanan datang, kami disuguhi sepiring singkong goreng yang gurih, renyah, tapi sangat berminyak. Bagi yang sedang menghindari minyak, yah...buka puasa aja dulu.







Berikut makanan yang kami pesan: 1. liwet sedang 30.525



1 babat 9300,



1 gepuk 16.000,




1 peda goreng 5500,






ayam bakar 10750,







ikan cobek 25.000,


Tahu 4950






karedok 8600,






tumis genjer 8600,










2 es cingcau 8000,













2 es kelapa butir 20.000,








Total kerusakan 141.925








Rasa makanannya secara keseluruhan biasa-biasa saja. Kalau dibandingkan, saya lebih suka babat goreng di Sambara atau nasi liwet di bumi Joglo Bandung. Cuma kalau dilihat dari porsi, makanan yang kami pesan untuk berempat cukup untuk 5-6 orang terlebih nasi liwetnya Harganya pun terhitung murah. Tapi, suasananya memang patut dicoba.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Terima kasih buat tulisannya, bermanfaat mbak

gak sabar mau ke garut